Saya belajar banyak tentang pelayanan yang baik dari teman
saya Nirwan (@nirwansuparwan).
Beberapa waktu yang lalu saya, Nirwan, dan 2 orang teman
yang lain makan di sebuah warung makan kecil yang berada dekat dengan kampus
kami. Di warung tersebut ada 2 orang pelayan (kita sebut saja pelayan A dan B).
Si Nirwan ini tidak suka dengan pelayan A karena
perawakannya yang tidak pernah senyum kepada setiap pelanggan yang ingin
memesan makanan padanya. Sebaliknya, Nirwan sangat menyukai pelayan B karena
meskipun repot mengurusi pelanggan, dia tetap bisa senyum dan ramah kepada
pelanggan lain yang ingin memesan makanan.
Nirwan menjelaskan kepada saya bahwa ada nilai tersendiri
ketika seorang pelayan ramah kepada pelanggannya. Salah satunya adalah membuat
pelanggan merasa nyaman di tempat tersebut. Hal ini cukup terbukti, karena
ketika di warung tersebut hanya ada pelayan A, pelanggan di warung itu memang
terhitung lebih sedikit bila dibandingkan ketika pelayan B ikut melayani.
Padahal menu makanan yang ditwarkan tetap sama ketika pelayan B belum bekerja
di warung itu. Berarti yang membuat pelanggan di warung tersebut merasa betah
bukan karena ada menu baru, melainkan ada pelayan baru yang jauh lebih ramah
dibandingkan yang sebelumnya.
Jadi, intinya adalah seorang pelayan harus memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan dan hal ini berlaku untuk warung makan,
restoran, hotel, minimarket, dan sebagainya. Salah satu indikator pelayanan
yang memuaskan bagi pelanggan adalah harus ramah terhadap pelanggannya, minimal
dengan senyuman. Dengan demikian, pelanggan akan senang karena dilayani dengan
baik dan pelayan pun akan senang karena pendapatannya juga bertambah.
dengan menerapkan sikap ramah kepada pelanggan, pekerjaan pelayan pun terasa seperti lebih menyenangkan bila dibandingkan kerja kantoran.