Minggu, 27 Juli 2014

#BedahMentalism - Apa itu Mentalism?



Selamat datang di #BedahMentalism. #BedahMentalism adalah suatu sesi yang saya buat khusus untuk membahas mengenai trik, tips, gimmick, teori, info, berita, dan sebagainya yang berkaitan dengan Mentalism. Sesi ini akan ada di bisamagic.com dan blog saya

Pada artikel pertama ini, saya ingin membuka dengan sebuah pertanyaan sederhana “Apa itu Mentalism?”

Pertanyaan yang saya tulis di atas merupakan pertanyaan yang menggantung di pikiran saya ketika pertama kali ingin belajar mengenai sulap khususnya Mentalism sekitar 4 tahun lalu. Pertanyaan itu mungkin akan terdengar mudah bagi anda, tapi ketika anda menggalinya lebih dalam anda akan merasa kebingungan. Hal ini dikarenakan banyak praktisi mentalist yang tak mau dirinya disebut sebagai pesulap dengan alasan bahwa mentalist dan sulap merupakan seni yang bebeda. Perbedaan pandangan beberapa mentalist inilah yang membuat sebagian besar orang, termasuk saya kesulitan untuk menjawab pertanyaan “Apa itu Mentalism?”

Jika kita merujuk pada artikel yang ada di situs wikipedia, anda akan mendapatkan dua pengertian besar mengenai Mentalism. Yaitu Mentalism sebagai sebuah pertunjukan dan Mentalism sebagai sebuah ilmu psikologi. Mentalism sebagai sebuah pertunjukan ialah suatu seni pertunjukkan yang menampilkan fenomena-fenomena mental manusia seperti indra keenam, clairvoyant (melihat tembus pandang), mengontrol pikiran, membaca pikiran, dan sebagainya yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam pikiran manusia. Sedangkan menurut pengertian berdasarkan Psikologi, mentalism merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana keadaan mental atau pikiran seseorang dapat mempengaruhi apa yang dia lakukan.

Richard Osterlind dan Banachek dalam DVD mereka secara gamblang memisahkan antara Mentalism yang berdasarkan fenomena pikiran dan yang menggunakan trik sulap, atau yang biasa mereka sebut Mental Magic. Lain halnya dengan Derren Brown dan Rich Ferguson. Mereka berdua pernah mengatakan bahwa Magic dan Mentalism itu pada dasarnya sama. Hanya saja, Mentalism adalah sulap/magic yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari sulap pada umumnya.

Jadi kesimpulan yang bisa diambil, mentalism ialah sebuah pertunjukan dimana kita menggunakan teknik-teknik psikologi, pengalih perhatian (misdirection) dan trik sulap untuk menciptakan suatu pertunjukan yang menampilkan fenomena-fenomena mental yang sangat luar biasa.

Lalu bagaimana dengan pernyataan yang mengatakan bahwa Mentalism itu beda dengan Sulap/Magic?? Menurut saya, meskipun kedua seni pertunjukan ini berbeda, namun kedua seni tersebut saling melengkapi. Sama halnya dengan card flourish (seni permainan kartu) dengan card magic, keduanya adalah seni yang berbeda namun saling berhubungan.

Inilah arti dari mentalism berdasarkan pendapat saya.
Bagaimana dengan anda? menurut anda apakah mentalism itu?

Jumat, 25 Juli 2014

Candu Twitter



Beberapa bulan ini saya seharusnya menyelesaikan skripsi, menyelesaikan ebook The Clairvoyant, dan menulis beberapa artikel untuk bisamagic.com.

Namun semua itu terhalang oleh satu benda yang disebut dengan:

Twitter...

Twitter memang sudah menjadi candu bagi saya dalam beberapa tahun belakangan ini. Saya sign up di situs sosmed berlogo burung ini sejak Agustus 2010, namun betul-betul aktif melakukan aktifitas tweet saat tahun 2012 lalu.

Entah apa yang membuat situs microblog ini menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari saya, namun yang pasti saya sangat merasa nyaman menggunakan media sosial ini ketimbang facebook, friendster (????),  ataupun situs-situs sosmed baru yang muncul belakangan ini. Segala hobi dan hal-hal kesukaan saya ada di twitter. Mulai dari komik, film, sepakbola, sulap, buku, ilmu sospol dan ekonomi, ilmu psikologi, berita-berita terkini, dan lain-lain semua ada di twitter.

Seakan-akan saya menjadi diri saya sendiri ketika menggunakan twitter. Saya yang ada di dunia nyata dan saya yang ada di twitter adalah orang yang sama. Jadi jika ingin tahu saya orangnya seperti apa, lihat saja twitter saya. Tukang komentar, khusunya soal sepakbola..

Twitter ini bagi saya adalah sebuah tempat untuk melemparkan buah pikiran saya yang berupa opini. Mungkin karena alasan inilah yang membuat saya belakangan jadi malas untuk menulis. Biasanya, ketika saya memiliki sebuah ide atau apapun itu yang ingin dijadikan bahan tulisan, saya menulisnya disebuah catatan kecil atau secarik kertas dan ketika sudah di depan laptop akan saya tumpahkan semuanya di aplikasi microsoft word. Namun ketika saya aktif ber-twitter, utamanya ketika saya sudah punya ponsel Blackberry, semua yang ingin saya tulis sudah melucur dengan bebas di twitter dalam hitungan menit saja. Ini membuat saya selalu kekurangan ide ketika ingin benar-benar menulis.

Dan ketika menulis postingan ini pun sebenarnya saya sedang melawan hawa nafsu saya untuk ber-twitter ria.

Apa yang ingin saya sampaikan sebenarnya pada postingan ini adalah agar kita semua bisa mengatur waktu dalam bermain sosmed agar tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Contohnya saja saya yang sudah menganggap ber-twitter sama dengan bernafas. Karena tidak bisa mengatur waktu dengan baik dalama bersosial media, kegiatan saya khususnya dalam hal tulis-menulis jadi macet total. Skripsi, ebook, dan beberapa artikel saya jadi mandek di tengah jalan. Kekurangan ide karena sudah terpakai untuk membuat tweet yang panjangnya hanya 140 karakter.

Semoga anda tidak mengikuti ketololan saya...
(tapi, yang mau follow saya langsung saja ke @IanArdianzah)

wassalam