Sabtu, 21 November 2015

Pinjam Pacar



Terik matahari membuat Tio bermalas-malasan di dalam kamar kosannya siang itu. Dia tiduran di kasur tipis yang digelar di lantai sambil ditemani dengan kipas angin murahan yang diameternya hanya sebesar telapak tangan.
Pria berusia 25 tahun ini sudah hampir setahun menganggur. Tidak seperti teman seangkatannya yang menyebar CV mereka kemana-mana, Tio cenderung malas dan baru memberikan lamaran pekerjaannya pada satu perusahaan saja. Sampai sekarang lamaran yang dia kirimkan itu tak berbuah panggilan psikotes ataupun wawancara.
Jika malas adalah kata yang bisa menggambarkan Tio, maka Boros adalah kata kedua yang sangat menggambarkan dirinya. Tiap bulan Tio selalu saja punya Action Figure yang baru. Perlu ditekankan, Action Figure ini bukanlah mainan yang sering kita lihat di toko-toko mainan, tapi Action Figure yang dijual online dimana barang tersebut dijual dengan memakai label harga dollar.
Meskipun terhitung orang yang boros, dia ternyata masih bisa hidup dibelantara kota yang mana biaya hidupnya cukup mencekik leher. Hal ini dikarenakan Tio memiliki 3 sumber dana tak terbatas. Yang pertama, tentunya dari kiriman orang tua tiap bulan. Kiriman orang tua ini adalah modal awal dari Tio dalam membeli Action Figure yang berlabel harga dollar itu. Meskipun Ibunya selalu menanyakan kapan dia diterima kerja, Tio tetap punya alasan yang tepat untuk mengelak dan dana tetap terkucur deras ke rekening pribadinya.
Sumber dana yang kedua adalah penjualan buku-buku kuliah. Tio memiliki jiwa bisnis yang cukup mumpuni. Dia jeli melihat peluang bisnis dari tumpukan-tumpukan buku bekas dalam kamarnya. Dia menjual buku-buku yang dia pakai kuliah itu ke junior-juniornya di kampus dengan harga yang bersaing dengan di toko buku, padahal yang dia jual cuma buku fotokopian. Meskipun begitu, bukunya tetap laku keras. Tentunya dengan taktik intimidasi senior. Uang yang dia dapatkan dari menjual buku bekas itu biasanya dia pakai untuk membayar uang kos yang kadang menunggak hingga beberapa bulan lamanya.
Sumber dana ketiga dan yang tak kalah pentingnya adalah dari sang pacar. Pacar Tio bernama Sissy dan sebagai informasi, Sissy ini memiliki paras yang mirip dengan Mikha Tambayong. Entah pelet apa yang dipakai Tio untuk medapatkan cewek secantik dan setahan itu menghadapi Tio yang borosnya minta ampun, namun Sissy ini sangat sayang dan perhatian kepadanya. Terbukti selama hampir 2 tahun, Sissy selalu menjadi ATM berjalan Tio untuk urusan makanan.
***
Ponsel Tio berbunyi. Dia membongkar-bongkar bantalnya, berusaha menemukan sumber suara yang ternyata ada di balik bantal yang dia tiduri tadi.
“Halo?” sahut Tio menjawab telepon dari orang yang tidak dia kenal nomornya itu.
“Halo, Ini Tio kan?”
“Iya. Siapa ya?”
“Fiko. Akuntansi 2010.” Jawab pria yang ada diseberang telepon sana memperjelas siapa dirinya.
“Oh, Fiko. Fiko gendut ya?”
“Iya” jawab Fiko sedikit gondok.
“Sudah lama ya kita nggak ketemu. Gimana kabarmu sekarang.”
“Baik. Tangan sama kaki masih utuh”
“Hahahaha” balas Fiko dengan tawa yang agak dipaksakan. “Kalau Action Figure gimana? Masih utuh juga?”
“Masih, malah tambah banyak kayaknya”
“Ngomong-ngomong kamu kenapa nelpon? Ada perlu apa ya?” lanjut Tio.
“Oh, gini sob, aku dengar kamu masih sama sissy.”
“Ya, terus?” balas Tio bingung.
 “Boleh pinjam Sissy nggak buat diajak ke acara nikahan besok?”
Tio menjauhkan ponsel dari telinganya. Dahinya sedikit mengerut dan alisnya naik sambil menatap layar ponsel.
‘Ini anak maunya apa sih?’ gumam Tio dalam hati.
“Halo? Tio?”
“Sori,  gimana tadi” Tio membalas dengan nada bingung.
“Jadi gini saya mau pinjam Sissy buat temani saya ke acara nikahan keluarga besok” Fiko memperjelas alasnnya. “sehari aja. Oke bro?”
“Tapi kenapa harus Sissy sih?” tanya Tio tak mau pacarnya jatuh ke makhluk yang ada di ujung telepon sana.
“Kemarin kan saya lihat-lihat foto Facebook Sissy. Sepupu saya datang dan bertanya itu foto siapa. Refleks aja aku bilang itu foto pacarku dan dia nantangin supaya saya bawa Sissy ke acara pernikahan kakaknya besok.”
Tio terdiam bingung. Mukanya random. Dalam hati dia gondok ‘itu urusan lo, gendut! Lagian kenapa juga si gendut ini lihat-lihat foto Sissy di Facebook ,sih? Jangan-jangan dia malah punya banyak foto Sissy di ponselnya.’
“Oi, bro! Gimana?” sahut Fiko setengah teriak. Menyadarkan Tio dari pikiran gondoknya.
“gimana apanya?” jawab Tio dengan sedikit emosi.
“atau gini deh, gimana kalo aku sewa dia sehari”
Tio bergumam lagi ‘ini anak kebanyakan makan mecin barangkali’.
“sejuta untuk sehari, gimana?”
Tio tersadar. Otaknya mengambil alih hatinya. Dia tahu betul bahwa Tio adalah anak orang kaya. Yang seperti ini bagaikan beli permen sugus baginya.
“Dua Juta deh, gimana?”
Tawaran Fiko semakin naik. Tio meletakkan ponsel di dadanya. Otak Tio semakin mengambil alih. Matanya melirik Action Figure Kura-kura Ninjanya yang masih kekurangan karakter Raphael. Tio refleks menaruh ponsel di telinganya.
“Oke deh.” sahut Tio dengan mantap.
“Nah, sip. Besok kita ketemu di kafe Gardo dekat kos mu saja jam 10 pagi. Nanti aku jemput Sissy di sana sekalian. SMS juga nomor rekening mu dan langsung aku kirim uangnya.”
Seakan terhipnotis, Tio mengirim nomor rekeningnya ke Fiko. Beberapa saat kemudian Fiko membalas kalau uangnya sudah masuk. Tio meluncur dengan semangat juang kemerdekaan menuju ATM dan menemukan saldo rekeningnya sudah bertambah dua juta. Tio merasa riang gembira. Dia tidak sadar kalau dia sudah menjual jiwanya kepada setan.
***
Keesokan harinya, jam setengah sepuluh pagi Tio dan Sissy duduk di kafe Gardo. Kafe yang tidak jauh dari tempat kos Tio dan juga akan tempat transaksi haram Tio dengan Fiko.
“Tumben kamu ajak aku kemari, mau minta di traktir lagi?” tanya Sissy membuka percakapan pagi itu.
“Ah, nggak. Justru aku yang mau traktir kamu. Pesan saja yg kamu suka”
Beberapa menit kemudian, Fiko muncul. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum, memberi kode kepada Tio, namun hanya dibalas dengan muka datarnya. Fiko duduk di dekat pintu dan terus menatap kedua pasang kekasih itu, terutama Sissy.
“kita kemari sebenarnya mau bikin apa sih?” Sissy kembali bertanya. Tio dan Sissy selama mereka berpacaran, mereka tidak pernah datang ke tempat seperti ini.
Tio berpikir inilah saatnya untuk mengatakan yang sejujurnya.
“Jadi begini...” Tio menghentikan kalimatnya.
Tio terdiam. Dia menatap mata wajah pacarnya yang mirip Mikha Tambayong itu. Entah mengapa pikiran setannya kemarin tiba-tiba berganti dengan perasaan sayangnya pada Sissy. Dia sangat tahu bahwa Sissy sangat sayang padanya. Sangat jarang ada perempuan yang akan tahan dengan perilaku boros dan urakannya, namun dia bisa bertahan selama dua tahun lebih dan Tio tak ingin merusak itu. Ditambah lagi bayangan bahwa sangat memungkinkan dia ditampar di muka umum kalau dia mengatakan soal perjanjiannya dengan Fiko kemarin kepada Sissy. Tio pun mengurungkan niatnya.
Tiba-tiba Tio beranjak dari kursi. Dia berjalan meninggalkan Sissy menuju meja tempat Fiko menyesap kopi panas. Tio mengambil dompet dari saku  dan mengeluarkan uang senilai dua juta rupiah yang dia taruh tepat di samping cangkir kopi Fiko. Fiko menatap bengong ke arah Tio yang berdiri tepat di sampingnya.
“Bisnis kita batal!”
Fiko masih bengong menatap Tio.
“Dan satu lagi bro” sahut Tio sambil sedikit menunduk. Dia memegang pundak Fiko sambil berbisik.
“Kurangi makan mi instan. Banyak mecinnya.”
Tio pergi meninggalkan Fiko yang tetap masih bengong.
“Eh, tadi itu Fiko gendut kan?” tanya Sissy saat Tio sampai dan kembali duduk berhadapan dengannya.
“Iya. Tadi dia minta kopian file film.”
“Oh, jadi tadi mau ngomongin apa?” tanya Sissy yang masih penasaran dengan kalima Tio yang terpotong tadi.
“Nggak jadi, pulang yuk.”
Sissy menerima jawaban aneh pacarnya itu dan berdiri dari kursinya.
“Eh, bisa minta tolong bayar nasi goreng sama jus jeruknya?” sahut Tio dengan perasaan tak bersalah dan di balas dengan muka datar dari sang pacar.
Tio hanya membalas dengan senyumannya.
***

Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen “Pilih Mana: Cinta Atau Uang?” #KeputusanCerdas yang diselenggarakan oleh www.cekaja.com danNulisbuku.com

Selasa, 13 Oktober 2015

MovieTalk - Film Bertema Sulap



Jika saya mengajukan satu pertanyaan “sebutkan film bertema sulap terbaik menurut anda?” kemungkinan besar jawaban anda akan jatuh pada film Now You See Me.
Film aksi tentang pesulap yang melakukan perampokan itu memang salah satu film bertema sulap yang bagus – tidak mungkin sekuelnya dibuat jika filmnya tidak bagus :D – namun nagi saya filmnya belum masuk pada kategori  “film terbaik”..
Film adalah masalah selera. Belum tentu jika anda bilang film A bagus dan saya juga akan setuju untuk mengatakan film A bagus. Semuanya kembali ke selera masing-masing.
Nah, terkait pertanyaan tadi, berikut akan saya berikan 3 film bertema sulap terbaik yang pernah saya nonton. Entah anda akan setuju dengan pilihan saya atau tidak, tapi semoga 3 film ini bisa menjadi referensi tontonan anda dikala suntuk :D...

The Illusionist
(Original Release: August 2006)
(Directed & Written by Neil Burger)


Bersetting di kota Vienna pada sekitar abad ke 18. Menceritakan tentang Eduard seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana namun sangat mahir dalam bermain sulap. Ia kemudian jatuh cinta pada seorang anak bangsawan bernama Duchess Sophie von Teschen. Hubungan beda kasta ini tentunya di tolak oleh keluarga bangsawan tersebut. Suatu hari Eduard dan Sophie berencana kabur. Saat berada di hutan dan tersudut ketika dikejar oleh pasukan kerajaan, Sophie meminta Eduard menggunakan kekuatan magisnya untuk memindahkan mereka berdua dalam sekejap. Eduard tak bisa mengabulkan permintaan Sophie dan harus merelakannya untuk diangkut pergi oleh para pasukan kerajaan. Saat itulah Eduard pergi berkeliling dunia untuk memperdalam ilmu sulapnya dan bertekad untuk menepati janjinya dengan Sophie untuk memindahkan mereka berdua dan hidup bersama. Beberapa tahun berselang, Eduard kembali ke Vienna dan mengubah namanya menjadi Eisenheim. Berhasil kah dia menepati janjinya untuk membawa kabur sang putri bangsawan? Tonton saja sendiri sisanya :D
Film ini masuk nominasi Oscar dalam kategori Best Cinematography dan mendapatkan nilai 74% di situs Rotten Tomatoes. Dari saya, 8/10 untuk film ini..

The Prestige
(Original Release: October 2006)
(Directed by Christopher Nolan/Written by Jonathan Nolan & Christopher Nolan)


Film ini menceritakan tentang persaingan 2 orang pesulap pada akhir abad ke 19. Alfred Borden dan Robert Angier adalah 2 orang rekan kerja yang dulunya merupakan asisten pesulap bernama Vergil. Setelah Vergil pensiun, mereka pun mulai membangun karir masing-masing dan mulai saling bersaing untuk menunjukkan siapa yang terhebat. Mereka saling menciptakan trik baru dan tentu saja sailing membongkar trik dan merusak pertunjukan. Sampai suatu hari Alfred Borden membuat trik The Transported Man, sebuah trik yang tidak hanya mebuat penonton takjub, namun juga Robert Angier, sang pesaing utama. Robert Angier pun mulai melakukan perjalanan untuk mencari rahasia trik tersebut..
Seperti biasa, Christopher Nolan akan membuat kita bingung dengan gaya cerita yang maju mundur dan penuh dengan plot twist, namun disitulah letak keseruannya karena kita juga akan terbawa untuk mengungkapkan misteri yang berceceran kemana-mana dalam film ini.
Film ini masuk nominasi Oscar dalam kategori Best Cinematographer dan Best Art Direction. Rotten Tomatoes memberi nilai 76% untuk film ini. Dari saya, 8,3/10 untuk film ini..

L'Illusionniste (The Illusionist)
(Original Release: June 2010)
(Directed by Sylvain Chomet/Written by Henri Marquet & Sylvain Chomet)


Film animasi dari Perancis ini menceritakan tentang seorang pesulap tua dan seorang anak perempuan. Tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang film ini, anda harus merasakannya sendiri. Sediakan juga tisu saat menonton karena mata anda akan sedikit berair ketika menonton filmnya :D.
Rotten Tomatoes memberi nilai 90% untuk film ini. Dari saya, 8,7/10

Selasa, 09 Juni 2015

#opini - Batu Akik

Rasanya para calon sarjana Akuntansi kita perlu mengadakan penelitian bertema "Cara Menentukan HPP pada Proses Produksi Batu Akik" karena yang terjadi di pasar (atau "Pameran Batu" lebih tepatnya) adalah penetapan harga yang seenak jidatnya oleh para pedagang batu akik.
Batu yang bahkna lebih kecil dari ukuran telur cicak pun harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Luar Biasa..

Jumat, 05 Juni 2015

#opini - Menghargai Makanan

Kemarin malam, sewaktu ke warung nasi goreng dekat rumah, saya berpapasan dengan dua orang (yang sepertinya berpacaran) keluar dari warung itu dan di meja mereka menyisakan dua piring nasi goreng yang terlihat tidak dimakan sama sekali. Ibu-ibu penjaga warung dengan muka kesal+heran membereskan meja sambil curhat degan logat jawanya  
"ya mau bagaimana mas, namanya juga orang jualan, padahal tadi baru dimakan sesendok"

Inilah alasan mengapa saya paling malas dan paling anti menyisakan makanan di warung makan/restoran. Mungkin anda akan bilang
"kan sudah dibayar, itu hak kita mau habiskan atau tidak"
Oke, tapi dengan berpikiran seperti itu berarti kita tidak menghargai makanan dan si pembuat makanan. kalau memang tidak bisa dihabiskan, kan bisa minta tolong untuk dibungkuskan sisanya.

Belajarlah untuk menghargai sesuatu sekecil apapun itu.

Kamis, 23 April 2015

My Facebook Post #12

there's three kind of questions that always been sensitive on the people ears in this modern era...

1. the question about how old they are (especially woman)
2. the question about how much salary/money they have
3. the question about what kind a type of smartphone that they use in everyday life

if you're not sensitive to that question above, maybe you're just pretending to be a deaf person when someone ask or you're the person who landed from 19th century by time travel machine

posting 26 Januari 2015 di Facebook

My Facebook Post #11

Entah kenapa sy jadi teringat dengan percakapan dgn ayah saya waktu pagi-pagi buta, sekitar seminggu sebelum wisuda..

A: kau itu sdh mau lulus kuliah, sdh kerja juga..tapi belum pernah kasi kenal ceweknya ke kita..
S: memang belum ada, mau bagaimana? Lagipula, kalo cari jodoh segampang beli ikan di pasar, pasti sdh di kasi kenal dari dulu
A: makanya, jadi playboy..
S: -_-


posting 13 Januari 2015 di Facebook

My Facebook Post #10

Ibu saya menceritakan hal menarik pada saat acara wisuda sebulan yg lalu.

Ibu saya bertemu dgn Ibu dari seorang kawan. Ibu bercerita, bahwa Ibu dari kawan saya ini menitikan air mata haru ketika dia melihat anaknya naik ke panggung utk menerima gelar sarjana. Ibu ingin memberinya tisu, namun karena tdk ada maka dia hanya bisa memberi permen untuk menenangkan perasaannya.
Apa yg bisa saya petik dari kejadian itu ialah orang tua kita, terutama Ibu, terkadang tdk butuh uang ataupun harta benda sebagai balasan kita untuknya. Cukup dgn rasa bangga dan bahagia melihat anak yg dibesarkannya telah sukses.
 

Itu saja. Tidak lebih.

Happy Mothers Day, everyone

posting 22 Desember 2014 di Facebook

Kamis, 19 Februari 2015

Tips Buang Air di Mall Tanpa Biaya




Mall adalah suatu tempat yang mungkin selalu ada di kota-kota besar di Indonesia..
Data statistik menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan mall terbanyak di dunia..

Ada banyak jenis orang yang datang ke mall. Ada orang kulit hitam, ada orang kulit putih. Ada yang Cuma ingin nongkrong dan ada pula yang datang memang untuk berbelanja. Namun, berdasarkan hasil survei, ada satu jenis orang yang sering ada di mall. Orang yang kebelet ingin buang air.

Masalahnya kemudian, berdasarkan hasil survei lagi, toilet yang ada di mall memiliki konsep berbayar, baik itu prabayar ataupun pascabayar. Memang tidak semua seperti itu, namun kebanyakan dari mall menganut konsep toilet berbayar tadi..

Sebagai orang rantauan kere di kota besar dan menganut dengan teguh prinsip hemat pangkal kaya, tentunya saya dengan tegas memberikan fatwa haram untuk toilet bebrayar yang ada di mall.

Mungkin ada dari anda yang akan bilang
“hei, itukan cuma toilet. Paling kamu hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 1000 sampai Rp. 2000”

Ohh..tunggu dulu  sodara-sodara sekalian..!!!

Asal kalian tahu bahwa dengan uang Rp. 2000 saya sudah bisa mendapatkan sebanyak 3 – 4 biji gorengan tahu isi. Saya lebih memilih untuk menggunakan uang Rp. 2000 saya untuk membeli gorengan tahu isi yang 3 biji tadi daripada harus menggunakannya untuk membuang sebuah benda abstrak warna kuning atau cairan mirip extra joss keluar dari badan saya.

Maka dari itu, saya punya solusi ampuh untuk mengatasi rasa kebelet buang air anda ketika berada di mall, apalagi kalau anda memiliki tingkat kepelitan yang sudah mencapai level expert.

Berdasarkan data, ada 2 jenis toilet yang ada di mall...
1. toilet yang disediakan oleh pihak mall (dengan biaya sekitar Rp. 1000 sampai Rp. 2000).
2. toilet yang disediakan oleh pihak bioskop yang ada di mall (dengan biaya sekitar Rp.0)

Dengan demikian, anda pasti sudah tahu harus kemana kalau ingin buang air di mall, kan? Ya, tepat sekali saudara-saudara ku sekalian..!!! di toilet bioskop..!!!

Namun biasanya setelah melakukan ritual buang air air di toilet bioskop anda akan merasa canggung untuk keluar dari bioskop. Seakan-akan mata semua orang yang ada di bioskop, terutama satpam bioskop, tertuju ke anda dan memvonis anda sebagai manusia dengan dosa paling besar di dunia.

Tapi tenang. Saya juga punya solusi untuk masalah yang satu ini..
Tinggallah dulu di bioskop selama kurang lebih 5-10 menit. Ini untuk mempertegas kepada semua orang yang ada di bioskop bahwa anda memang seorang pengunjung bioskop, bukan seorang penyusup kere nan pelit yang cuma ingin numpang buang hajat di bioskop itu. Cara ini dapat diperkuat dengan melakukan tindakan berikut: pergi ke loket tiket bioskop. Lakukan gerakan menempelkan tangan di dagu seperti orang berpikir sambil melihat-lihat daftar film, lalu katakan 
“tidak ada film yang bagus. Pulang ah...!!!”
Lalu berjalan lah keluar bioskop. Dengan begini misi buang hajat gratis telah selesai..!!!

Demikianlah tulisan yang sangat bermanfaat ini..
Wassalam..

NB: tips ini hanya bisa dilakukan kalau di mall itu ada bioskop. Kalau tidak ada, KENCING SAJA DI BOTOL, DASAR KERE..!!!!

Kamis, 01 Januari 2015

MovieTalk - Film Terbaik tahun 2014




Tahun ini saya tidak terlalu sering ke bioskop ataupun download film. Saya melewatkan beberapa film bagus seperti Fury, Nightcrawler, Guardian of the Galaxy, Cahaya dari Timur: Beta Maluku, dan tentu saja Gone Girl yang tidak ditayangkan bioskop Indonesia. Namun saya akan coba untuk merangkum beberapa film yang rilis tahun 2014 – yang sempat saya tonton tentunya – dan menurut opini saya merupakan film terbaik di tahun 2014. Semoga bisa jadi bahan referensi bagi anda yang membaca :)

Chef
(Directed & Written by Jon Favreau)



Film terbaik tahun 2014...!!! setidaknya untuk versi saya.
Film ini penuh dengan pembelajaran. Film ini mengajarkan saya untuk tetap memiliki prinsip dalam hidup dan tidak membiarkan orang lain mendikte karya kita – sepertinya ini merupakan curhatan Jon Favreau yang dia tuangkan dalam filmnya, mengajarkan saya untuk bangkit dari keterpurukan, dan tentu saja mengajarkan saya bagaimana menjadi orang tua yang baik – meskipun saya belum berkeluarga, namun hal seperti ini akan sangat berguna bagi saya kelak.
Dan satu hal lagi yang membuat film ini menjadi film terbaik bagi saya di tahun 2014.
Yeah, that’s right...
Food.

Interstellar
(Directed by Christopher Nolan/Written by Jonathan Nolan & Christopher Nolan)


Film yang sudah saya tunggu-tunggu sejak tralier pertamanya muncul di pertengahan tahun 2013.
Film ini mengisahkan tentang perjalanan sekelompok astronot dalam mencari planet baru untuk di tempati oleh manusia setelah pemanasan global besar-besaran terjadi di Bumi.
Seperti biasa, Christopher Nolan dan Jonathan Nolan memberikan kita sebuah film yang memiliki plot sederhana namun penuh dengan twist. Film ini juga penuh dengan ilmu sains yang akan membuat penontonnya merasa dikuliahi mata pelajaran fisika. Namun sebenarnya dibalik semua grafis, efek, serta ilmu sains yang memukau itu terdapat sebuah drama yang menarik dan memberikan pembelajaran akan kehidupan – yang lagi-lagi akan berguna bagi saya kelak jika sudah menjadi orang tua.
Satu kata untuk film ini...
Epic.

The Maze Runner
(Directed by Wes Ball/Written by Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers & T. S Nowlin)


Film ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang dimasukkan kedalam sebuah Maze atau Labirin dan mereka mencoba kabur dari labirin yang berisikan monster beserta misteri-misteri lainnya. Jalan cerita yang simpel namun penuh dengan plot twist. Sebuah film adaptasi dari novel young adult yang layak untuk ditonton. Setidaknya film ini memilki potensi untuk memberikan greget yang sama dengan Harry Potter dan Twilight setelah beberapa film adaptasi novel young adult sepeti I Am Number Four, Percy Jackson, Divergent, dan tentunya Hunger Games dinilai gagal oleh beberapa pengamat film.
Saya jadi tidak sabar menunggu kelanjutan dari film ini.

The Raid 2: Berandal
(Directed & Written by Gareth Evans)


Sekuel dari film The Raid: Redemption (Serbuan Maut) ini menceritakan tentang kisah kelanjutan Rama, seorang polisi rokkie yang lolos dari serbuan maut di gedung apartemen miliki bandar narkoba. Kali ini Rama ditugaskan oleh Bunawar untuk menjadi seorang polisi undercover untuk membongkar sindikat mafia sekaligus untuk mencari pembunuh dari kakaknya.
Seperti di film pertama, film ini penuh dengan adegan aksi namun kali ini dengan cerita yang lebih berisi. Ketegangan yang disuguhkan Gareth Evans selama hampir 2 setengah jam mampu mengalahkan ketegangan nonton film horor.
Kabranya akan dibuat film ketiga dari seri The Raid ini. Kita tunggu saja seperti apa filmnya.

Tabula Rasa
(Directed by Adriyanto Dewo/Written by Tumpal Tampubolon)


Film ini kurang lebih memiliki isi cerita yang hampir sama denga Chef, bahkan ada yang sempat mengira bahwa Tabula Rasa ini mencontek Chef buatan Jon Favreau. Namun saya bisa pastikan bahwa fim ini betul-betul memiliki nilai originalitas tersendiri dan tidak mencontek film Chef. Film ini juga penuh dengan pembelajaran akan kehidupan. Menurut saya film ini merupakan satu dari sedikit film Indonesia di tahun 2014 yang memiliki plot cerita bagus.
Sebenarnya saya punya pengalaman menarik yang ingin saya ceritakan mengenai film ini namun hal itu akan saya bahas di postingan artikel yang lain.

X-Men: Days of Future Past
(Directed by Bryan Singer/Written by Simon Kinberg)


Bryan Singer kembali menyutradarai kelanjutan dari film X-Men. Film X-Men yang ketujuh ini bercerita tentang Wolverine yang kembali ke masa lalu untuk memperbaiki situasi masa depan, dimana para mutan dihajar habis-habisan oleh sebuah mesin yang mampu menangkal semua kekuatan mutan.
Secara sekilas, cerita yang disuguhkan film ini akan mirip dengan Inception. Apalagi setelah Bryan Singer kembali menagani film ini, menjadikan X-Men: Days of Future Past sebagai salah satu tontonan terbaik saya pada tahun 2014.
Kita tunggu saja kelanjutan cerita para mutan ini di X-Men: Apocalypse

Selain film-film yang rilis tahun 2014 tadi, saya juga punya daftar beberapa film sudah rilis beberapa tahun lalu namun baru saya tonton tahun 2014. Berikut daftar film-film yang menurut saya terbaik tersebut.

Good Will Hunting (1997)
(Directed by Gus Van Sant/Written by Ben Affleck & Matt Damon)


Jujur saja, saya mencari film ini di lapak torrent sesaat setelah berita duka mengenai kematian Robin Williams menyebar di Internet. Rasa penasaran saya akan film ini bertambah ketika melihat budget filmnya yang hanya 10 Juta Dollar namun bisa meraih pendapatan sekitar 200 juta dollar. Saya ingin tahu apa yang membuat film ini bernilai lebih.
Setelah menontonnya, saya akhirnya tahu betapa film ini memang salah satu film terbaik yang pernah dibuat sepanjang masa. Film ini penuh dengan pelajaran akan kehidupan namun tidak menggurui penontonnya.
Dan seandainya pihak Warner Bros. membuka voting siapa Sutradara/Penulis film Batman selanjutnya, saya tidak akan ragu untuk memilih Ben Affleck.

Her (2013)
(Directed & Written by Spike Jonze)


Cinta adalah sesuatu yang indah namun terkadang aneh dan konyol pada saat yang bersamaan. Mungkin inilah yang ingin disampaikan oleh Spike Jonze dalam film ini. Jika anda merasa aneh ada manusia yang bisa jatuh cinta pada vampire seperti yang diperlihatkan Twilight – atau Ganteng-ganteng Serigala untuk anda yang cinta produk dalam negeri – tunggu sampai anda menonton film ini dan anda akan merasakan bahwa seberapa aneh pun itu, cinta memang selalu menjadi hal yang paling indah di dunia.

Training Day (2001)
(Directed by Antoine Fuqua/Written by David Ayer)


Apa yang membuat sebuah film aksi memiliki sebuah nilai lebih di mata penonton? Ya, benar. Sebuah plot yang menarik, dan Training Day memberikan suguhan itu untuk kita.
Sebuah cerita tentang hari pelatihan seorang detektif rokkie yang memiliki rasa kepahlawanan tinggi dan menemukan bahwa betapa busuknya orang-orang yang ada di dalam institusinya merupakan nilai lebih dari sebuah film aksi.
Film ini juga semakin menobatkan David Ayer sebagai Director/Screenwriter film aksi favorit saya.

Arisan! (2003)
(Directed by Nia Dinata/Written by Joko Anwar & Nia Dinata)


Setiap manusia punya masalah untuk dirinya masing-masing. Namun jika masalah itu hanya disimpan untuk diri sendiri, solusi akan susah untuk kita dapatkan. Maka dari itu, berbagilah masalahmu dengan keluarga dan teman dekat. Seperti itulah kira-kira cerita yang ingin disampaikan Joko Anwar dan Nia Dinata dalam film ini.
Peran Tora Sudiro sebagai gay di film ini juga semakin memperkuat kesan bahwa memang dia adalah salah satu aktor terbaik yang pernah dimilki oleh bangsa ini.
Sayang sekuelnya tidak semenarik film pertamanya.

Ada Apa dengan Cinta? (2002)
(Directed by Rudi Soedjarwo/Written by Jujur Prananto, Prima Rusdi & Rako Prijanto)


Sudah lama saya ingin menonton film ini, dan tahun ini akhirnya kesampaian juga. Saya jarang sekali mendapatkan film cinta remaja yang seperti AADC ini – dan sejauh ini yang menurut saya bisa menyamai film AADC hanya The Art of Getting By.
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang film ini selain kenyataan bahwa Rangga itu memang saya banget.. :D

The Holiday (2006)
(Directed & Written by Nancy Meyers)


Jarang sekali ada film drama percintaan yang bisa saya pahami dengan baik, namun The Holiday ini sepertinya pengecualian buat saya – mungkin karena sangat mengena dengan cerita pribadi saya.
Film ini menceritakan tentang Iris yang tinggal di London dan sedang galau karena lelaki idamannya ialah orang yang tidak pernah membalas cintanya. Ditambah lagi si pria idola itu mengumumkan pertunangan dengan wanita lain. Iris yang galau ini pun ingin mencari suasana baru dan akhirnya saling bertukar rumah dengan Amanda, seorang pembuat trailer film dari Hollywood, Amerika Serikat yang juga sedang mencari suasana baru setelah bercerai dengan suaminya.
Selain cerita yang bisa saya pahami dengan baik, tokoh Graham di film ini juga (lagi-lagi) mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi ayah yang baik.
Oh, dan satu lagi. Akhirnya di film ini saya tahu bahwa Hans Zimmer ternyata bisa juga membuat musik yang romantis :D

Moneyball (2011)
(Directed by Bennett Miller/Written by Steve Zailian & Aaron Sorkin)


Cerita mengenai si lemah yang bisa menang melawan si kuat selalu menjadi cerita yang menarik untuk diikuti. Apalagi jika cerita itu merupakan sebuah kisah nyata.
Film ini bercerita tentang kisah nyata mengenai Billy Beane, General Manager dari tim Baseball Oakland Athletics, yang menghadapi masalah dalam membangun timnya. Satu-persatu pemain andalannya keluar dan pergi ke tim lain dan problem ini akan semakin menurunkan presatasi dari Athletics. Billy Beane akhirnya menggunaan cara yang tidak biasa, yaitu Sabremetric untuk membangun timnya dengan biaya yang terjangkau.

The Usual Suspects (1995)
(Directed by Bryan Singer/Written by Christopher McQuarrie)


Dalam sebuah cerita detektif, pembuat cerita terkadang memancing kita yang membaca atau menonton untuk memilih pelaku, lalu pada akhir cerita kita dibuat terperangah karena pelaku yang kita pilih ternyata adalah orang yang salah.
Hal ini berbeda dengan film The Usual Suspects. Di awal cerita kita sepertinya sudah diberitahu secara samar tentang siapa pelaku kejahatan. Namun seiring dengan jalannya cerita, keyakinan kita akan pelaku itu dibuat goyah hingga akhirnya kita memilih tersangka lain. Sampai pada akhir film kita pun terperangah dan akan bilang “apa saya bilang tadi, dia kan orangnya....!!”
Cerita yang benar-benar unik untuk sebuah film misteri. Sepertinya hanya The Usual Suspects serta Death Note yang bisa memberikan sensasi seperti ini.

The Hangover (2009)
(Directed by Todd Phillips/Written by Jon Lucas & Scott Moore)


Film Edan.
Mungkin kata itu yang paling tepat untuk menggambarkan film komedi absurd ini. Jujur, film ini betul-betul bisa membuat saya tertawa terpingkal-pingkal di kasur akibat efek dari humornya yang sangat vulgar.
Sayang sekuel keduanya kurang greget karena mengulang komedi yang sama dengan film pertamanya.

Itulah tadi daftar-daftar film terbaik yang saya tonton di tahun 2014 ini. Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga punya daftar film terbaik yang anda tonton di tahun 2014?