Awal mula ajang pencarian bakat di Indonesia itu ketika AFI
atau Akademi Fantasi Indosiar itu booming waktu saya SD.
Beberapa tahun setelahnya, muncullah beberapa ajang
pencarian bakat macam Indonesian Idol, The Master, Master Chef, API, KDI, IMB,
dan lain sebagainya...yang terbaru X Factor dan The Voice.
Acara seperti ini sebenarnya cukup bagus, tapi ini hanya
membuat para kontestannya menjadi terkenal sementara.
The Master hanya Joe Sandy dan Limbad saja yang masih
dikenal banyak orang..
API hanya Sule dan Rina Nose saja yang masayarakat kenal...
Masterchef yang terkenal malah jurinya, si chef Juna....
KDI dan IMB mungkin hanya satu dua orang yang masyarkat
ingat...
AFI sudah tidak kelihatan lagi alumni-alumninya...
Indonesian Idol masih mending...
Dan entah siapa lagi korban dari X Factor dan The Voice ini.
Ini bukan hanya di Indonesia, diluar neger juga seperti
itu..
Sebut saja Clay Aiken dan Kris Allen yang tenggelam namanya
meski telah menjuarai American Idol... dan masih banyak lagi korban-korban lain
dari ajang pencarian bakat ini.
Namun lucunya, animo masyarakat akan hal seperti ini sangat
tinggi. Ini dikarenakan keinginan masyarakat yang sangat ingin terkenal, tapi
tidak mau merasakan prosesnya. Akhirnya, dipilihlah cara yang bagaikan mi
instan ini.
Memang dalam ajang pencarian bakat itu juga ada proses yang
harus dijalani, tapi tidak sekeras dan sesakit proses diluar ajang pencarian
bakat...karena pada akhirnya , para kontestan ajang seperti ini malah menjadi
alat dongkrak rating bagi stasiun TV..
kasian juga mereka, kreatifitasnya menjadi terkurung.
Jadi, buat teman-teman yang ingin masuk menjadi konsestan
ajang pencarian bakat...berpikirlah dulu. Jangan sampai kalian menjadi alat
dongkrak rating TV dan mengurung kreatifitas teman-teman.
Kecuali memang itu yang anda inginkan : )
Semoga artikel ini bermanfaat..salam dangdut..!!!
Ian Ardianzah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar disini..!!!!