Tahun ini
saya tidak terlalu sering ke bioskop ataupun download film. Saya melewatkan
beberapa film bagus seperti Fury, Nightcrawler, Guardian of the Galaxy, Cahaya
dari Timur: Beta Maluku, dan tentu saja Gone Girl yang tidak ditayangkan
bioskop Indonesia. Namun saya akan coba untuk merangkum beberapa film yang
rilis tahun 2014 – yang sempat saya tonton tentunya – dan menurut opini saya
merupakan film terbaik di tahun 2014. Semoga bisa jadi bahan referensi bagi
anda yang membaca :)
Chef
(Directed
& Written by Jon Favreau)
Film terbaik
tahun 2014...!!! setidaknya untuk versi saya.
Film ini
penuh dengan pembelajaran. Film ini mengajarkan saya untuk tetap memiliki
prinsip dalam hidup dan tidak membiarkan orang lain mendikte karya kita –
sepertinya ini merupakan curhatan Jon Favreau yang dia tuangkan dalam filmnya,
mengajarkan saya untuk bangkit dari keterpurukan, dan tentu saja mengajarkan
saya bagaimana menjadi orang tua yang baik – meskipun saya belum berkeluarga,
namun hal seperti ini akan sangat berguna bagi saya kelak.
Dan satu hal
lagi yang membuat film ini menjadi film terbaik bagi saya di tahun 2014.
Yeah, that’s
right...
Food.
Interstellar
(Directed by
Christopher Nolan/Written by Jonathan Nolan & Christopher Nolan)
Film yang
sudah saya tunggu-tunggu sejak tralier pertamanya muncul di pertengahan tahun
2013.
Film ini
mengisahkan tentang perjalanan sekelompok astronot dalam mencari planet baru
untuk di tempati oleh manusia setelah pemanasan global besar-besaran terjadi di
Bumi.
Seperti
biasa, Christopher Nolan dan Jonathan Nolan memberikan kita sebuah film yang
memiliki plot sederhana namun penuh dengan twist. Film ini juga penuh dengan
ilmu sains yang akan membuat penontonnya merasa dikuliahi mata pelajaran
fisika. Namun sebenarnya dibalik semua grafis, efek, serta ilmu sains yang
memukau itu terdapat sebuah drama yang menarik dan memberikan pembelajaran akan
kehidupan – yang lagi-lagi akan berguna bagi saya kelak jika sudah menjadi
orang tua.
Satu kata
untuk film ini...
Epic.
The Maze
Runner
(Directed by
Wes Ball/Written by Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers & T. S Nowlin)
Film ini
menceritakan tentang sekelompok pemuda yang dimasukkan kedalam sebuah Maze atau
Labirin dan mereka mencoba kabur dari labirin yang berisikan monster beserta
misteri-misteri lainnya. Jalan cerita yang simpel namun penuh dengan plot
twist. Sebuah film adaptasi dari novel young adult yang layak untuk ditonton.
Setidaknya film ini memilki potensi untuk memberikan greget yang sama dengan
Harry Potter dan Twilight setelah beberapa film adaptasi novel young adult
sepeti I Am Number Four, Percy Jackson, Divergent, dan tentunya Hunger Games
dinilai gagal oleh beberapa pengamat film.
Saya jadi
tidak sabar menunggu kelanjutan dari film ini.
The Raid 2:
Berandal
(Directed
& Written by Gareth Evans)
Sekuel dari
film The Raid: Redemption (Serbuan Maut) ini menceritakan tentang kisah
kelanjutan Rama, seorang polisi rokkie yang lolos dari serbuan maut di gedung
apartemen miliki bandar narkoba. Kali ini Rama ditugaskan oleh Bunawar untuk
menjadi seorang polisi undercover untuk membongkar sindikat mafia sekaligus
untuk mencari pembunuh dari kakaknya.
Seperti di
film pertama, film ini penuh dengan adegan aksi namun kali ini dengan cerita
yang lebih berisi. Ketegangan yang disuguhkan Gareth Evans selama hampir 2
setengah jam mampu mengalahkan ketegangan nonton film horor.
Kabranya
akan dibuat film ketiga dari seri The Raid ini. Kita tunggu saja seperti apa
filmnya.
Tabula Rasa
(Directed by
Adriyanto Dewo/Written by Tumpal Tampubolon)
Film ini
kurang lebih memiliki isi cerita yang hampir sama denga Chef, bahkan ada yang
sempat mengira bahwa Tabula Rasa ini mencontek Chef buatan Jon Favreau. Namun
saya bisa pastikan bahwa fim ini betul-betul memiliki nilai originalitas tersendiri
dan tidak mencontek film Chef. Film ini juga penuh dengan pembelajaran akan
kehidupan. Menurut saya film ini merupakan satu dari sedikit film Indonesia di
tahun 2014 yang memiliki plot cerita bagus.
Sebenarnya
saya punya pengalaman menarik yang ingin saya ceritakan mengenai film ini namun
hal itu akan saya bahas di postingan artikel yang lain.
X-Men: Days
of Future Past
(Directed by
Bryan Singer/Written by Simon Kinberg)
Bryan Singer
kembali menyutradarai kelanjutan dari film X-Men. Film X-Men yang ketujuh ini
bercerita tentang Wolverine yang kembali ke masa lalu untuk memperbaiki situasi
masa depan, dimana para mutan dihajar habis-habisan oleh sebuah mesin yang
mampu menangkal semua kekuatan mutan.
Secara
sekilas, cerita yang disuguhkan film ini akan mirip dengan Inception. Apalagi
setelah Bryan Singer kembali menagani film ini, menjadikan X-Men: Days of
Future Past sebagai salah satu tontonan terbaik saya pada tahun 2014.
Kita tunggu
saja kelanjutan cerita para mutan ini di X-Men: Apocalypse
Selain
film-film yang rilis tahun 2014 tadi, saya juga punya daftar beberapa film
sudah rilis beberapa tahun lalu namun baru saya tonton tahun 2014. Berikut
daftar film-film yang menurut saya terbaik tersebut.
Good Will
Hunting (1997)
(Directed by
Gus Van Sant/Written by Ben Affleck & Matt Damon)
Jujur saja,
saya mencari film ini di lapak torrent sesaat setelah berita duka mengenai
kematian Robin Williams menyebar di Internet. Rasa penasaran saya akan film ini
bertambah ketika melihat budget filmnya yang hanya 10 Juta Dollar namun bisa
meraih pendapatan sekitar 200 juta dollar. Saya ingin tahu apa yang membuat
film ini bernilai lebih.
Setelah menontonnya,
saya akhirnya tahu betapa film ini memang salah satu film terbaik yang pernah dibuat
sepanjang masa. Film ini penuh dengan pelajaran akan kehidupan namun tidak
menggurui penontonnya.
Dan
seandainya pihak Warner Bros. membuka voting siapa Sutradara/Penulis film
Batman selanjutnya, saya tidak akan ragu untuk memilih Ben Affleck.
Her (2013)
(Directed
& Written by Spike Jonze)
Cinta adalah
sesuatu yang indah namun terkadang aneh dan konyol pada saat yang bersamaan. Mungkin
inilah yang ingin disampaikan oleh Spike Jonze dalam film ini. Jika anda merasa
aneh ada manusia yang bisa jatuh cinta pada vampire seperti yang diperlihatkan Twilight
– atau Ganteng-ganteng Serigala untuk anda yang cinta produk dalam negeri – tunggu
sampai anda menonton film ini dan anda akan merasakan bahwa seberapa aneh pun
itu, cinta memang selalu menjadi hal yang paling indah di dunia.
Training Day
(2001)
(Directed by
Antoine Fuqua/Written by David Ayer)
Apa yang
membuat sebuah film aksi memiliki sebuah nilai lebih di mata penonton? Ya,
benar. Sebuah plot yang menarik, dan Training Day memberikan suguhan itu untuk
kita.
Sebuah cerita
tentang hari pelatihan seorang detektif rokkie yang memiliki rasa kepahlawanan
tinggi dan menemukan bahwa betapa busuknya orang-orang yang ada di dalam institusinya
merupakan nilai lebih dari sebuah film aksi.
Film ini
juga semakin menobatkan David Ayer sebagai Director/Screenwriter film aksi
favorit saya.
Arisan!
(2003)
(Directed by
Nia Dinata/Written by Joko Anwar & Nia Dinata)
Setiap manusia
punya masalah untuk dirinya masing-masing. Namun jika masalah itu hanya
disimpan untuk diri sendiri, solusi akan susah untuk kita dapatkan. Maka dari
itu, berbagilah masalahmu dengan keluarga dan teman dekat. Seperti itulah
kira-kira cerita yang ingin disampaikan Joko Anwar dan Nia Dinata dalam film
ini.
Peran Tora
Sudiro sebagai gay di film ini juga semakin memperkuat kesan bahwa memang dia
adalah salah satu aktor terbaik yang pernah dimilki oleh bangsa ini.
Sayang sekuelnya
tidak semenarik film pertamanya.
Ada Apa dengan
Cinta? (2002)
(Directed by
Rudi Soedjarwo/Written by Jujur Prananto, Prima Rusdi & Rako Prijanto)
Sudah lama
saya ingin menonton film ini, dan tahun ini akhirnya kesampaian juga. Saya
jarang sekali mendapatkan film cinta remaja yang seperti AADC ini – dan sejauh
ini yang menurut saya bisa menyamai film AADC hanya The Art of Getting By.
Tidak banyak
yang bisa saya ceritakan tentang film ini selain kenyataan bahwa Rangga itu
memang saya banget.. :D
The Holiday
(2006)
(Directed
& Written by Nancy Meyers)
Jarang
sekali ada film drama percintaan yang bisa saya pahami dengan baik, namun The
Holiday ini sepertinya pengecualian buat saya – mungkin karena sangat mengena
dengan cerita pribadi saya.
Film ini
menceritakan tentang Iris yang tinggal di London dan sedang galau karena lelaki
idamannya ialah orang yang tidak pernah membalas cintanya. Ditambah lagi si
pria idola itu mengumumkan pertunangan dengan wanita lain. Iris yang galau ini
pun ingin mencari suasana baru dan akhirnya saling bertukar rumah dengan
Amanda, seorang pembuat trailer film dari Hollywood, Amerika Serikat yang juga sedang
mencari suasana baru setelah bercerai dengan suaminya.
Selain cerita
yang bisa saya pahami dengan baik, tokoh Graham di film ini juga (lagi-lagi)
mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi ayah yang baik.
Oh, dan satu
lagi. Akhirnya di film ini saya tahu bahwa Hans Zimmer ternyata bisa juga membuat
musik yang romantis :D
Moneyball
(2011)
(Directed by
Bennett Miller/Written by Steve Zailian & Aaron Sorkin)
Cerita mengenai
si lemah yang bisa menang melawan si kuat selalu menjadi cerita yang menarik
untuk diikuti. Apalagi jika cerita itu merupakan sebuah kisah nyata.
Film ini
bercerita tentang kisah nyata mengenai Billy Beane, General Manager dari tim Baseball
Oakland Athletics, yang menghadapi masalah dalam membangun timnya. Satu-persatu
pemain andalannya keluar dan pergi ke tim lain dan problem ini akan semakin
menurunkan presatasi dari Athletics. Billy Beane akhirnya menggunaan cara yang
tidak biasa, yaitu Sabremetric untuk membangun timnya dengan biaya yang
terjangkau.
The Usual
Suspects (1995)
(Directed by
Bryan Singer/Written by Christopher McQuarrie)
Dalam sebuah
cerita detektif, pembuat cerita terkadang memancing kita yang membaca atau
menonton untuk memilih pelaku, lalu pada akhir cerita kita dibuat terperangah
karena pelaku yang kita pilih ternyata adalah orang yang salah.
Hal ini
berbeda dengan film The Usual Suspects. Di awal cerita kita sepertinya sudah
diberitahu secara samar tentang siapa pelaku kejahatan. Namun seiring dengan
jalannya cerita, keyakinan kita akan pelaku itu dibuat goyah hingga akhirnya
kita memilih tersangka lain. Sampai pada akhir film kita pun terperangah dan akan
bilang “apa saya bilang tadi, dia kan orangnya....!!”
Cerita yang benar-benar
unik untuk sebuah film misteri. Sepertinya hanya The Usual Suspects serta Death
Note yang bisa memberikan sensasi seperti ini.
The Hangover
(2009)
(Directed by
Todd Phillips/Written by Jon Lucas & Scott Moore)
Film Edan.
Mungkin kata
itu yang paling tepat untuk menggambarkan film komedi absurd ini. Jujur, film
ini betul-betul bisa membuat saya tertawa terpingkal-pingkal di kasur akibat
efek dari humornya yang sangat vulgar.
Sayang sekuel
keduanya kurang greget karena mengulang komedi yang sama dengan film
pertamanya.
Itulah tadi
daftar-daftar film terbaik yang saya tonton di tahun 2014 ini. Bagaimana dengan
anda? Apakah anda juga punya daftar film terbaik yang anda tonton di tahun
2014?