buat teman-teman sekalian yang mungkin lagi menulis atau pun lagi menjajaki karir sebagai penulis, utamanya penulis komedi...kali ini saya memberikan tips mengedit naskah tulisan yang saya ambil dari blog Raditya Dika di www.radityadika.com 
ini dia tipsnya, selamat membaca :)
 
1. Kasih jarak dulu
Sebelum mengedit tulisan kamu, simpen dulu tulisan tersebut minimal satu
 minggu. Begitu kamu selesai menulis draft 1, jalan-jalan dulu, lupakan 
tentang naskah kamu. Baru, setelah seminggu, kembali ke naskah kamu. 
Dengan memberikan waktu/jarak seperti ini, pasti mata kamu dalam membaca
 naskah kamu akan lebih fresh. Mata kamu akan menjadi mata seorang 
pembaca yang bisa melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak 
terlihat sewaktu sedang menulis dulu.
2. Lebih padat lagi!
Bagi gue, mengedit lebih berarti memotong, atau merampingkan. Gue akan 
lihat kalimat-kalimat yang bisa dibuat lebih “padet”.  Gue akan coba 
menggunakan kata yang lebih sedikit untuk tujuan yang sama. Misalnya, di
 naskah ada tulisan: “Gue sama sekali enggak tahu apa gue harus pergi ke
 sana atau tidak.” Kalimat ini akan gue buat lebih padet dengan 
menulisnya seperti ini aja: “Gue bingung ke sana apa enggak.” Kalimat 
dengan jumlah kata yang sedikit seperti ini membuat tulisan kita tidak 
terasa “sesak” dan “ramai”.
3. Kurangi kalimat pasif
Gue pasti sebisa mungkin menggunakan kalimat aktif. Setiap kali gue nemu
 kalimat pasif, pasti gue ubah menjadi aktif. Seperti misalnya: “Ketimun
 itu diambil Edgar” akan gue ganti menjadi “Edgar mengambil ketimun”. 
Penulisan kalimat dalam bentuk aktif akan membuat pembaca bisa 
membayangkan kalimat tersebut dengan lebih visual. Kalimat aktif juga 
membuat pembaca merasa tulisannya bergerak maju, dan orang-orang 
ditulisan tersebut terasa melakukan kegiatan.
4. Speaker attribution
Speakter attribution berarti frase yang menandakan siapa yang berbicara 
dalam kalimat langsung. Misalnya “kata Edgar”, atau “kata gue”, atau 
“kata Nyokap”. Biasanya dalam mengedit gue akan membuat dialog menjadi 
lebih enak divisualkan dengan mengganti/mencampurkan speaker attribution
 dengan sebuah kegiatan.
Misalnya:
“Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya!” seru gue.
“Sudah cukup, Bang! Aku udah gak mau lagi ditulis di buku Abang,” kata Edgar.
“Tapi Gar, kalo abang kasih sepuluh ribu perak mau?” tanya gue.
“Mau, Bang! Mau!” kata Edgar.
Gue edit menjadi lebih visual dan tidak membosankan menjadi:
“Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya!” seru gue.
“Cukup, Bang!” Edgar menggelengkan kepalanya. “Aku udah gak mau lagi ditulis di buku Abang!”
Gue mengeluarkan dompet, “Tapi, Gar… Kalo abang kasih sepuluh ribu perak mau?”
“MAU BANG! MAU!”
Harga diri Edgar ternyata lebih murah daripada gue kira.
4. Cek typo 
Selalu cek dan re-check tulisan kamu sudah bebas kesalahan ketik. Tidak 
ada yang lebih nyebelin buat editor penerbit baca selain naskah yang 
banyak salah ketik.
5. KISS = Keep It Simple, Stupid!
Gue adalah tipe penulis yang selalu menghindari penggunaan kata yang 
terlalu berat. Kalau gue nemuin kata seperti ini dalam buku gue: “Dia 
harus lebih konsisten dalam mengaktualisasikan idenya.” biasanya gue 
akan ganti menjadi “Dia harus lebih sering mewujudkan idenya.” Kata-kata
 dalam Bahasa Inggris yang keluar pas lagi nulis draft pertama seperti 
“gesture” gue pasti rubah menjadi “sikap”. Sebisa mungkin gue menulis 
dengan istilah yang lebih banyak orang tahu. Semakin simpel, semakin 
baik. Menulis bukan untuk memberitahu kamu pintar dan ngerti banyak 
kata-kata aneh, tapi untuk mengkomunikasikan cerita kamu secara efektif 
kepada pembaca.
6. Struktur dulu, baru komedi 
Karena gue adalah penulis komedi, sewaktu menulis gue berusaha untuk 
tertawa pada jokes gue. Kalau gue ketawa, berarti jokesnya berhasil, 
paling enggak buat gue. Kalau lagi editing, gue emang jarang ketawa sama
 jokes yang gue buat sebelumnya (karena udah tahu apa jokesnya apa). 
Tapi, biasanya gue akan selalu mencari celah untuk memasukkan komedi ke 
dalam tulisan gue sembari gue mengedit. 
Buat kamu yang mau menulis komedi, jangan takut kalau dalam draft 
pertama tulisan kamu belum lucu. Komedi akan datang sendirinya kalau 
struktur tulisan kamu sudah rapih dan benar. Konsentrasi dulu dengan 
cerita yang mau kamu sampaikan, dan komedi bisa ditambahkan/dieksplorasi
 pada saat rewriting. Hindari penulisan komedi yang malas seperti 
memasukkan tebak-tebakan, cerita lucu, ini semua harus dihapus pas lagi 
ngedit tulisan kamu.
7. Hindari hal-hal klise
Gak tahu dengan penulis lain, tapi gue gak terlalu suka dengan 
penggunaan istilah yang klise seperti “Dia seperti tong kosong nyaring 
bunyinya”, atau “Dia cewek terindah yang pernah gue lihat”, atau “Gue 
cinta sama dia setengah mati”. Istilah klise ini selain sudah terlalu 
sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri. Setiap 
kali ngedit, gue mencari istilah-istilah klise ini, membuangnya, dan 
mencari metafor lain yang belum pernah dipakai sebelumnya.
8. Udah kelar? Edit lagi! 
Writing is rewriting. Kalau kamu pikir editan kamu udah bagus, kasih 
jarak seminggu, lalu baca ulang dan edit lagi. Ulangi sampai kamu merasa
 tulisan kamu sudah benar-benar bagus. Kecuali kalo kamu ditungguin 
editor dan naskahnya sudah masuk deadline mau terbit kayak gue. 
Huehehehhe..
Semoga membantu calon-calon penulis yang juga lagi nulis/ngedit tulisannya.
diambil dari www.radityadika.com 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar disini..!!!!